Total Tayangan Halaman

Kamis, 30 April 2015

Cerita Fiksi



PINOKIO

Kisah Nyata Pinokio
Pada suatu hari, Gepetto, seorang ahli hutan tua, yang tinggal di hutan pinus besar Italia, Dia merasa kesepian. Dia selalu bermimpi tentang memiliki seorang putra.


Setiap hari, ia pergi memotong kayu untuk orang kota. Suatu hari, ide menerangi pikirannya, ide kerajinan boneka, yang ia sebut Pinokio. Dia membuat boneka itu dan pada malam hari, boneka itu menjadi hidup!


Satu tahun berlalu, pada hari Minggu pagi, Gepetto memberitahu Pinokio:
'' Ini hari ulang tahun saya,putraku, putraku!
 Saya harap Kamu tidak lupa itu!''
'' Euh, tentu, aku tidak akan melupakan itu!''


Pinokio merasa canggung. Dia tidak memikirkan hal itu. Ulang tahun Gepetto akan datang dalam tiga hari, dan dia bahkan tidak punya hadiah.
Setelah malam panjang yang mencerminkan, Pinokio akhirnya memutuskan untuk menawarkan kue coklat buatan sendiri kepadanya sebagai hadiah.




Ketika matahari mulai terbit, Pinokio sudah siap untuk pergi keluar mencari bahan.Masalah utama adalah ia bahkan tidak dikenal di dalam dan resep.



Jadi sepulang sekolah, ia memutuskan untuk pergi bertanya kepada seseorang tentang bahan-bahan dan untuk membuat kue . Selama perjalanannya, Pinokio, boneka kayu, bertemu penyihir kota.


'' Hei, anak kecil, apakah Anda membutuhkan bantuan untuk membuat kue coklat ?''
'' Hum ... Anda dapat membantu saya?'', Tanya Pinokio.
'' Tentu, saya bisa.
 Ikuti saya!''


Setelah berjalan beberapa menit, Pinokio melihat rumah permen yang sangat besar. Mereka masuk bersama-sama dan Pinokio tertangkap oleh kandang besar.



sumber: http://shadow-legendz.blogspot.com/2012/05/cerita-pinokio-bahasa-indonesia.html
 

Adat Istiadat Minangkabau



Minang atau Minangkabau adalah kelompok etnik Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama ibukota propinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan Urang Awak (bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri).
Menurut A.A. Navis, Minangkabau lebih kepada kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki, serta menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal, walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam. Saat ini masyarakat Minang merupakan masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia. Selain itu, etnik ini juga telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum. Prinsip adat Minangkabau tertuang singkat dalam pernyataan Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al-Qur'an) yang berarti adat berlandaskan ajaran Islam.
Orang Minangkabau sangat menonjol dibidang perniagaan, sebagai profesional dan intelektual. Mereka merupakan pewaris terhormat dari tradisi tua Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis. Hampir separuh jumlah keseluruhan anggota masyarakat ini berada dalam perantauan. Minang perantauan pada umumnya bermukim di kota-kota besar, seperti JakartaBandungPekanbaruMedanBatam,Palembang, dan Surabaya. Di luar wilayah Indonesia, etnis Minang banyak terdapat di Negeri Sembilan, Malaysia dan Singapura.
Masyarakat Minang memiliki masakan khas yang populer dengan sebutan masakan Padang, dan sangat digemari di Indonesia bahkan sampai mancanegara.

Adat dan budaya Minangkabau bercorakkan keibuan (matrilineal), dimana pihak perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Menurut tambo, sistem adat Minangkabau pertama kali dicetuskan oleh dua orang bersaudara, Datuk Perpatih Nan Sebatang dan Datuk Ketumanggungan. Datuk Perpatih mewariskan sistem adat Bodi Caniago yang demokratis, sedangkan Datuk Ketumanggungan mewariskan sistem adat Koto Piliang yang aristokratis. Dalam perjalanannya, dua sistem adat yang dikenal dengan kelarasan ini saling isi mengisi dan membentuk sistem masyarakat Minangkabau.
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo Sapilin. Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan egaliter, semua urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu secara mufakat.

Bahasa Minangkabau merupakan salah satu anak cabang bahasa Austronesia. Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa Melayu, ada yang menganggap bahasa yang dituturkan masyarakat ini sebagai bagian dari dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan di dalamnya, sementara yang lain justru beranggapan bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Melayu serta ada juga yang menyebut bahasa Minangkabau merupakan bahasa proto-Melayu.

Rumah adat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZAMJxPN_CVQQLbgFCVqjLDO_9Blens7BgXHP3-CHYITiMyvQpMHrl02pcrRxrYj_Nur5cx9ZB6RXFVNrszoUF0OsH85R-idhaiyR0M3mEpaE7snIGvWNKLCLJkVQr1Dxi3qGJ_W3VrDtp/s400/220px-Rumah_Gadang.jpg
Rumah adat Minangkabau disebut dengan Rumah Gadang, yang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku tersebut secara turun temurun. Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bagian muka dan belakang. Umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti bentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau yang biasa disebut gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng.
Namun hanya kaum perempuan dan suaminya, beserta anak-anak yang jadi penghuni rumah gadang. Sedangkan laki-laki kaum tersebut yang sudah beristri, menetap di rumah istrinya. Jika laki-laki anggota kaum belum menikah, biasanya tidur di surau.
Surau biasanya dibangun tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut, selain berfungsi sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai tempat tinggal lelaki dewasa namun belum menikah.

Perkawinan

Dalam adat budaya Minangkabau, perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam siklus kehidupan, dan merupakan masa peralihan yang sangat berarti dalam membentuk kelompok kecil keluarga baru pelanjut keturunan. Bagi lelaki Minang, perkawinan juga menjadi proses untuk masuk lingkungan baru, yakni pihak keluarga istrinya. Sedangkan bagi keluarga pihak istri, menjadi salah satu proses dalam penambahan anggota di komunitas rumah gadangmereka.
Dalam prosesi perkawinan adat Minangkabau, biasa disebut baralek, mempunyai beberapa tahapan yang umum dilakukan. Dimulai dengan maminang(meminang), manjapuik marapulai (menjemput pengantin pria), sampai basandiang (bersanding di pelaminan). Setelah maminang dan muncul kesepakatanmanantuan hari (menentukan hari pernikahan), maka kemudian dilanjutkan dengan pernikahan secara Islam yang biasa dilakukan di Mesjid, sebelum kedua pengantin bersanding di pelaminan. Pada nagari tertentu setelah ijab kabul di depan penghulu atau tuan kadi, mempelai pria akan diberikan gelar baru sebagai panggilan penganti nama kecilnya.[29] Kemudian masyarakat sekitar akan memanggilnya dengan gelar baru tersebut. Gelar panggilan tersebut biasanya bermulai dari sutanbagindo atau sidi di kawasan pesisir pantai. Sedangkan di kawasan luhak limo puluah, pemberian gelar ini tidak berlaku.

http://rizkynuryandi.blogspot.com/2011/04/adat-istiadat-minangkabau.html
 

Kebudayaan Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Indonesia



1.1   Definisi Budaya
Menurut para ahli budaya memiliki beragam pengertian. Budaya berasal dari bahasa sansekerta yakni buddhayah yang memiliki arti segala sesuatu yang berhubungan dengan akal dan budi manusia. Secara umum, budaya berarti cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok orang yang diwariskan kepada generasi berikutnya. Perbedaan antara suku, agama, politik, bahasa, pakaian, karya seni, dan bangunan akan membentuk suatu budaya.
Pengertian menurut para ahli,
  • Selo soemardjan dan soelaiman sumardi
           Mengungkapkan bahwa kebudayaan merupakan hasil karya cipta dan rasa masyarakat. Kebudayaan memang memiliki hubungan yang sangat erat dengan perkembangan di masyarakat.
  • R. Seokmono

       Budaya merupakan hasil usaha manusia berupa benda maupun hasil buah pikiran manusia selama hidupnya.
  • Effat al-Syarqawi

       yang mengartikan budaya berdasarkan sudut pandang Islam, mengemukakan bahwa budaya merupakan khazanah sejarah suatu masyarakat yang tercermin dalam kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bahwa kehidupan harus memiliki tujuan dan makna rohaniah.
           1.2  Klasifikasi Budaya
Budaya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.    Budaya yang bersifat abstrak, adalah wujud ideal dari budaya. Wujud ideal ini banyak      disimpan dalam karangan-karangan, buku-buku, disket, film arsip dan media lainnya.
2.    Budaya bersifat konkret berpola dari tindakan manusia dalam masyarakat, yang dapat                          dilihat, diamati, difoto dan sebagainya. Menurut Koentjaraningrat, sifat konkret budaya                         dengan sistem sosial dan fisik terdiri dari:
     a.    Perilaku, adalah cara bertindak tertentu dalam siatuasi tertentu
     b.  Bahasa, adalah sebuah sistem lambang yang dibunyikan dengan suara dan                     ditangkap dengan telinga
     c. Materi, merupakan hasil dari aktivitas perbuatan dan karya manusia didalam                  masyarakat.
Klasifikasi unsur budaya dari yang terkecil hingga yang terbesar adalah:
1.    Items yaitu unsur yang paling kecil dalam budaya
2.    Trait, Yaitu gabungan dari beberapa items
3.    Kompleks budaya, yaitu gabungan dari beberapa items dan trait
4.    Aktivitas budaya, yaitu gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya yang menyeluruh. Terjadinya unsur-unsur budaya melalui discovery dan invention.
  • Discovery adalah penemuan yang terjadi secara tidak langsung atau kebetulan, yang sebelumnya tidak ada.
  • Invention, adalah penemuan yang disengaja untuk memperoleh hal yang baru.

          1.3  Karakteristik Budaya
Karakteristik kebudayaan :
  • Universal, terdapat di semua daerah didunia.
Contoh : upacara pernikahan dimiliki oleh setiap bangsa di seluruh dunia meskipun dengan cara yang berbeda-beda.
  • Milik bersama, dimiliki oleh sekelompok masyarakat.
Contoh : tari Seudati merupakan milik seluruh masyarakat Aceh
  • Diperoleh melalui proses belajar
Contoh : kesenian wayang tidak serta merta dapat dimainkan oleh seseorang dengan benar, melainkan perlu adanya latihan pendalangan.
  • Adaptif, menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar.
Contoh : rumah adat orang Kalimantan berbentuk panggung untuk menyesuaikan daerahnya yang berupa rawa dan sering tergenang air.
  • Stabil disamping dinamis, dipelihara disamping terus mengalami perubahan.
Contoh : budaya kejawen yang masih terus ada hingga saat ini sedikit demi sedikit mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
  •  Relative, bersifat subjektif.
Contoh : pakaian adat masyarakat Papua belum tentu dianggap baik oleh masyarakat Jawa, begitu pula sebaliknya.
  • Untuk menunjang kebutuhan
Contoh : tradisi suku laut untuk tinggal di sampan mempermudah mereka untuk menangkap ikan untuk dikonsumsi.
  • Didasarkan pada lambing
Contoh : pementasan tari Ramayana di candi Prambanan  identik dengan hasil asimilasi agama Hindu.
          1.4   Pengaruh budaya asing terhadap kepribadian bangsa
Dampak Terhadap Masuknya Budaya Asing,

Budaya asing yang masuk ke indonesia berdampak sangat buruk dengan nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa indonesia, karena indonesia dengan mudah meniru budaya, perilaku, cara bergaul, dan berpakaian sangat tidak sesuai dengan budaya indonesia.
Dampak negatif yang terlihat jelas pada indonesia diantaranya goncangan budaya atau sering disebut dengan culture shock, ini terjadi karena adanya anggota masyarakat yang tidak siap menerima perubahan-perubahan akibat budaya asing yang masuk, misalnya adanya penggusuran karena ada pembangunan gedung atau bangunan, sukarnya mencari lahan tempat tinggal maka hal ini membuat mereka frustasi dalam menghadapi biaya hidup yang semakin besar akhirnya mereka pun melakukan perilaku menyimpang. Selain itu akan terjadinya pergeseran nilai budaya indonesia yag menimbulkan kebimbangan, karena masuknya usur-unsur budaya asing yang sangat cepat dan pesat mengakibatkan perubahan sosial yang berkesinambungan, akibatnya masyarakat yang mengalami kebimbangan, dimana mereka tidak mempunyai pegangan menyebabkan anggota masyarakat tidak mampu mengukur tindakannya. Kebimbangan yang dialami masyarakat dapat mendorong perbuatan menyimpang seperti pergaulan bebas, munculnya sifat konsumerisme.
Dampak positif diantaranya tumbuhnya indonesia menjadi negara berkembang dan maju serta pembangunan yang semakin pesat terjadi di kota-kota besar, perekonomian indonesia semakin maju dan berkembang.
Source :
http://www.duniapelajar.com/2014/07/10/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/.html

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Dcreators