Total Tayangan Halaman

Rabu, 03 Juni 2015

HARAPAN DAN CITA-CITA

Cita-cita saya yaitu ingin sukses dan bekerja di perusahaan asing khususnya di bidang mekanik / engineer di germany dan japan. Dengan gaji yang besar sehingga bisa memberangkatkan kedua orang tua ketanah suci Makkah. Ingin mempermudah tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di prusahaan besar diluar negri.

Harapan saya yaitu apa yang saya cita - cita kan akan berjalan dengan lancar dan  mengurangi jumlah TKI/TKW di Indonesia yang hanya bekerja sebagai pembantu/ budak di negri orang.    

PHOBIA

DEFINISI PHOBIA
Penyakit Ketakutan (Fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu.
Penderita biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan atau menjalaninya dengan penuh tekanan.
Penderita menyadari bahwa kecemasan yang timbul adalah berlebihan dan karena itu mereka sadar bahwa mereka memiliki masalah.
Pengobatan terbaik untuk fobia adalah terapi pemaparan dan hipnoterapi.
Dengan bantuan seorang ahli hipnoterapi, penderita mencari, mengendalikan dan tetap berhubungan degnan apa yang ditakutinya sampai kecemasannya secara perlahan berkurang karena sudah terbiasa dengan keadaan tersebut (proses ini disebut habituasi).
Terapi pemaparan telah membantu lebih dari 90% penderita yang menjalaninya secara rutin
Hipnoterapi yang merupakan bagian dari Psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan psikis yang tersimpan di pikiran bawah sadarnya melatarbelakangi terjadinya kecemasan dan fobia.
Fobia spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling sering terjadi.Sekitar 7% wanita dan 4,3% pria mengalami fobia spesifik setiap periode 6 bulan.
Beberapa fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan atau orang asing) mulai timbul pada masa kanak-kanak. Banyak fobia yang menghilang setelah penderita beranjak dewasa.
Fobia lainnya (misalnya takut hewan pengerat, serangga, badai, air, ketinggian, terbang atau tempat tertutup) baru timbul di kemudian hari.
5% penduduk menderita fobia tingkat tertentu pada darah, suntikan atau cedera; dan penderita bisa mengalami pingsan, yang tidak terjadi pada fobia maupun penyakit kecemasan lainnya.
Sebaliknya, banyak pendeita penyakit kecemasan yang mengalami hiperventilasi, yang menimbulkan perasaan akan pingsan, tetapi mereka tidak pernah benar-benar pingsan.
Penderita seringkali dapat mengatasi fobia spesifik dengan cara menghindari benda atau keadaan yang ditakutinya.
Terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku dimana penderita secara bertahap dihadaptkan kepada benda atau keadaan yang ditakutinya.
Terapi ini merupakan pengobatan terbaik untuk fobia spesifik.
Obat-obatan tidak terlalu bermanfaat dalam mengatasi fobia spesifik.
Macam-macam phobia dan nama istilahnya:
1. Acerbophobia: Ketakutan pada asam.
2. Acousticophobia: Ketakutan pada suara.
3. Acrophobia / Hypsophobia: Ketakutan pada tempat yang tinggi.
4. Aerophobia / Anemophobia: Ketakutan serta panik apabila kulit mereka terkena aliran udara.
5. Agoraphobia / Kenophobia: Ketakutan pada ruang yang kosong atau terbuka.
6. Agyophobia: Ketakutan akan jalan yang ramai dan cenderung takut untuk menyeberang.
7. Allodoxaphobia: Takut pada pendapat.
8. Amatophobia: Ketakutan pada debu.
9. Amaxophobia: Ketakutan berkendaraan.
10. Amychophobia: Ketakutan apabila dirinya disiksa atau mengalami luka / kecelakaan.
11. Androphobia: Androphobia dijumpai pada wanita, yaitu ketakutan pada laki-laki.
12. Anemophobia: Takut pada pergerakan udara atau angin.
13. Anthophobia: Ketakutan terhadap bunga.
14. Anthrophobia / Sociophobia: Ketakutan pada masyarakat atau orang secara umum.
15. Antlophobia: Ketakutan pada sungai, banjir atau air yang mengalir.
16. Apeirophobia: Ketakutan pada hal-hal yang tak terbatas, misalnya: sumur, langit, laut, dll.
17. Apiphobia / Melissophobia: Ketakutan pada binatang yang menyengat.
18. Arachnephobia: Ketakutan pada laba-laba.
19. Asthenophobia: Ketakutan menjadi lemah.
20. Astrophobia: Ketakutan pada langit dan angkasa.
21. Ataxophobia: Takut pada kekacauan atau ketidakrapian.
22. Atephobia: Takut tinggal di pegunungan atau dirumah bertingkat karena dibayangi oleh ketakutan akan reruntuhan.
23. Auroraphobia: Ketakutan pada aurora atau cahaya utara, yaitu suatu fenomena alam yang hanya tampak di daerah belahan utara bumi.
24. Automanophobia: Takut pada suara perut, makhluk animasi, patung lilin, segala sesuatu yang secara salah merepresentasikan makhluk yang memiliki persepsi.
25. Autophobia: Ketakutan pada diri sendiri.
26. Bacilliophobia / Microphobia: Ketakutan akan baksil atau kuman.
27. Ballistophobia: Ketakutan terhadap proyektil, misalnya peluru kendali, roket, mortir atau meriam.
28. Basophobia / Stasiphobia: Ketakutan untuk berdiri tegak atau ketakutan untuk berjalan.
29. Bathophobia: Ketakutan akan kedalaman atau obyek yang lebih tinggi, misalnya gedung pencakar langit atau tebing yang curam.
30. Belonephobia / Aichmophobia: Ketakutan pada benda-benda yang tajam.
31. Bibliophobia: Ketakutan bila melihat buku.
32. Botophobia: Ketakutan pada ruang atau kamar dibawah tanah.
33. Bromhidrophobia: Ketakutan bila dirinya mengeluarkan bau badan atau takut kepada bau badan orang lain.
34. Brontophobia: Ketakutan akan suara halilintar.
35. Bufonophobia: Takut pada katak.
36. Cancerphobia: Ketakutan akan akan penyakit kanker.
37. Cheimaphobia / Psycrophobia: Ketakutan bila kedinginan.
38. Chermatophobia: Ketakutan terhadap uang.
39. Chromatophobia: Ketakutan akan warna-warna tertentu, misalnya ketakutan akan warna merah (erythrophobia). Phobia terhadap warna hitam lebih sering dihubungkan dengan phobia terhadap kegelapan (noctiphobia).
40. Chronophobia: Ketakutan pada suara jam berdentang.
41. Cibophobia: Takut makan karena takut menjadi sakit akibat kuman yang ada dalam makanan.
42. Claustrophobia: Ketakutan berada dalam ruangan sempit.
43. Cleithrophobia: Ketakutan apabila terkunci didalam suatu ruangan.
44. Clinicophobia: Ketakutan untuk ke dokter atau berobat.
45. Cremnophobia: Ketakutan berada di tebing yang curam.
46. Coitophobia: Ketakutan untuk melakukan persetubuhan dengan lawan jenis.
47. Coprophobia / Mysophobia / Tocophobia: Takut terhadap kotoran.
48. Crystallophobia / Hyalophobia: Ketakutan terhadap benda-benda yang terbuat dari gelas.
49. Cynophobia: Ketakutan terhadap anjing.
50. Demonophobia / Ghostphobia: Ketakutan akan setan-setan.
Fobia ketinggian (Acrophobia)

Ketika liburan, tujuan wisata Anda adalah berkunjung ke sebuah menara yang sangat terkenal di sebuah kota. Teman-teman Anda asik bercanda ria membicarakan keindahan menara tersebut. Apabila dilihat dari puncak dan jarak yang sangat dekat, maka kota-kota di sekitarnya akan terlihat indah dan mengagumkan. Namun saat itu Anda hanya menonton dan gigit jari karena Anda takut berada di ketinggian. Apakah Anda pernah mengalami hal serupa dengan ilustrasi saya tersebut ?

Sesuatu hal yang wajar jika diatas ketinggian tertentu Anda merasa takut dan ngeri. Kebanyakan orang akan mengalami hal yang sama seperti Anda. Namun apa jadinya jika pada ketinggian beberapa meter saja dari permukaan tanah Anda sudah sangat bingung dan ketakutan ? Dari itu Anda perlu mewaspadainya, ketakutan Anda pada tempat yang tinggi tersebut dalam dunia ilmu psikologi masuk kategori Acrophobia.

Apa yang menjadi penyebab Acrophobia ?

Hal-hal yang dapat menjadikan seseorang menderita  Acrophobia adalah sebagai berikut :

1.    Trauma masa lalu.
Kebanyakan orang yang takut pada ketinggian adalah karena pernah mengalami kejadian masa lalu yang kurang menyenangkan. Misalnya pernah jatuh dari genteng dan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat dan sulit dilupakan.

2.    Keyakinan yang salah.
Keyakinan yang salah terjadi pada orang yang menganggap bahwa di setiap tempat yang tinggi penuh dengan bahaya. Padahal keyakinan tersebut tidaklah benar. Berada dimanapun bahkan ditempat yang rendah sekalipun jika tidak berhati-hati juga akan mengundang bahaya.

3.    Pola asuh.
Penderita takut ketinggian bisa jadi saat dia kecil ia menerima pola asuh yang tidak benar. Para orangtua atau para pengasuh mungkin menakut-nakutinya tentang tempat yang tinggi. Padahal tujuannya adalah agar anak tidak bermain-main di tempat tinggi yang dapat membahayakan keselamatannya. Namun ternyata jika salah cara penyampaian justru akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak di kemudian hari.

Apa saja gejala yang ditimbulkan dari Acrophobia ini ?
-    Kepanikan yang luar biasa.
-    Sesak nafas.
-    Mata berkunang-kunang.
-    Mual.
-    Pada penderita yang akut dapat mengalami pingsan.
CARA MENANGGULANGI ATAU MENGATASINYA
Metode Hipnoterapi
Melalui metode ini Anda akan diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan rasa ketakutan Anda. Nantinya sugesti-sugesti itu harus Anda ingat terus-menerus hingga perlahan akan terbiasa untuk melupakannya. Metode seperti ini adalah metode yang mengandalkan penyembuhan dari dalam diri Anda sendiri.

Metode Exposure Treatment
Metode ini adalah latihan untuk melatih otak Anda. Anda akan dipaksa terus-menerus berada di ketinggian. Namun, metode ini bukan hanya tentang "membiasakan diri" rasa takut, tetapi sebagai pelatihan untuk otak Anda agar berhenti mengirim sinyal rasa takut ketika Anda dalam keadaan tidak berbahaya.

Metode Desentisisasi Sistematis
Biasanya metode ini ampuh untuk mengatasi fobia dalam tingkat keparahan ringan. Anda akan diminta membayangi hal-hal yang indah ketika berada di ketinggian. Misalnya, membayangkan serunya bermain flying fox, atau roller coaster.

Metode Abreaksi
Pada metode ini, Anda yang sebelumnya membayangkan serunya berada di ketinggian, diminta membiasakan diri untuk terus-menerus berimajinasi seperti tersebut. Melihat tayangan televisi yang menyuguhkan aksi yang menyenangkan di ketinggian pun bisa menjadi tips ampuh. Baru setelah terbiasa mengimajinasikannya, pelan-pelan Anda dibawa ke tempat-tempat tinggi dan diminta untuk melakukan sesuai apa yang Anda sedang imajinasikan.

Metode Reframing
Anda diminta untuk membayangkan kembali menuju masa lampau di mana permulaan fobia ketinggian itu terjadi. Saat teringat, Anda akan dimotivasi bahwa sebenarnya semua orang bisa mengalami seperti Anda namun berhasil keluar dari ketakutan-ketakutan tersebut. Motivasi yang dilakukan berulangkali tentu akan menumbuhkan kepercayaan diri sekaligus membangkitkan keberanian Anda kembali.

Metode Medis
Selain metode latihan psikologis di atas, terdapat pula metode medis. Pengobatan medis bisa menanggulangi fobia Anda tersebut asal di bawah pengawasan seorang dokter yang ahli. Secara umum, obat-obatan yang akan diberikan ditujukan untuk membantu mengurangi kecemasan dan stres mental, sehingga pikiran negatif berada di bawah pengendalian, dan Anda dapat mengambil tantangan baru untuk melawan rasa takut.

Dukungan penting atas metode-metode tersebut di atas adalah memastikan tubuh Anda dalam keadaan yang sehat. Tubuh yang sehat yang sehat akan membantu Anda untuk berpikir positif serta selalu berusaha untuk bersikap tenang. Sikap tenang akan memudahkan otak berlatih mengurangi repons ketakukan atas ketinggian. Ayo, usir fobia Anda itu dari sekarang!

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Dcreators